Channel Supply Chain(Saluran Rantai nilai)
Saluran Rantai nilai menjelaskan bahwa produk melewati saluran dalam perjalanan ke pelanggan yang dapat mempengaruhi perilaku pembeli.
Setelah memutuskan desain saluran selanjutnya manajemen perlu memperhatikan peran aktual yang dijalankan saluran. Disamping itu memonitor dan mengevaluasi saluran perlu juga harus dilakukan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan saluran adalah :
1. Kepemimpinan saluran.
2. Struktur dan sistem manajemen.
3. Manajemen distribusi fisik.
4. Hubungan antar saluran.
5. Pengendalian konflik saluran.
6. Kinerja saluran.
7. Etika dan hukum.
Terdapat dua strategi pengendalian saluran oleh perusahaan, yaitu :
1. Strategi tarik (pull strategy), perusahaan memusatkan perhatian pada upaya membangun permintaan selektif dan kesetiaan merek pada konsumen potensial melalui iklan media, promosi konsumen, layanan konsumen, perbaikan produk , perluasan lini produk dan lain-lain dengan tujuan untuk memenangkan preferensi konsumen. Dengan membangun permintaan konsumen yang kuat maka perusahaan dapat meningkatkan kemampuannya mempromosikan jasa ekonomi dalam bentuk volume penjualan yang besar kepada anggota-anggota salurannya sebagai pengembalian atas kerjasama mereka.
2. Strategi dorong (push strategy), anggaran pemasaran produk ditujukan untuk memberikan dorongan langsung untuk mendapatkan kerjasama dari grosir atau pengecer. Yaitu dengan menawarkan sejumlah imbalan kepada anggota-anggota saluran agar memotivasi mereka dalam menjalankan fungsi/aktivitas spesifik dalam memasarkan produk perusahaan.
Keputusan yang akan di ambil dalam strategi distribusi terdiri dari :
1. Menetapkan tipe saluran distribusi.
Tipe utama saluran yang dapat dipilih pemasar dalam pendistribusian produknya adalah sebagai berikut :
a. Conventional channel.
Saluran distribusi konvensional adalah sekelompok organisasi independen yang terkait secara vertikal dan masing-masingnya mengatur dirinya serta terbatas dalam memperhatikan kinerja saluran secara keseluruhan. Mereka hanya bertindak sebagai pencipta transaksi secara terpisah pisah dan tidak berfikir untuk menciptakan suatu koordinasi antar anggota saluran.
b. Verticaly coordinated (Vertical Marketing System).
o Ownership/corporate.
o Contractual.
o Administered.
Saluran distribusi Vertical marketing system (VMS) berbeda dengan konvensional, saluran ini berusaha untuk menciptakan suatu koordinasi yang kuat antar anggota saluran sehingga semua anggota saluran menjadi satu kesatuan dalam aktifitas pendistribusian produk perusahaan.
2. Keputusan intensitas pada saluran distribusi.
Keputusan intensitas pendistribusian akan menentukan jumlah pihak yang akan terlibat di dalam pendistribusian produk, terdiri dari :
a. Distribusi intensif, perusahaan berupaya menyediakan produknya secara luas dan dalam jumlah yang banyak pada lokasi pasar sasarannya. Oleh karena itu perusahaan akan melibatkan jumlah organisasi distribusi yang lebih banyak dan luas.
b. Distribusi selektif, perusahaan hanya memberikan pendistribusian kepada beberapa organisasi distribusi yang terpilih, tujuannya untuk meningkatkan pengendalian program pemasaran yang dibuat.
c. Distribusi ekslusif, perusahaan hanya memberikan hak untuk mendistribusikan produknya pada satu organisasi distribusi tertentu.
3. Menseleksi konfigurasi saluran distribusi.
Konfigurasi saluran distribusi menyangkut tentang berapa banyak tingkatan saluran yang akan digunakan. Semakin banyak tingkatan saluran maka semakin panjang perjalanan produk dalam menjangkau pemakai akhirnya. Pertimbangan-pertimbangan dalam menentukan konfigurasi saluran distribusi, yaitu :
a. Pertimbangan pemakai akhir.
b. Karakteristik produk.
c. Kapasitas dan sumber daya perusahaan.
d. Fungsi-fungsi yang dibutuhkan.
e. Kesediaan dan keahlian yang dimiliki perantara.
Dalam menyeleksi strategi saluran, terdapat beberapa faktor yang dibutuhkan untuk menilai saluran distribusi, yaitu :
a. Akses pasar.
b. Kompetensi nilai tambah.
c. Pertimbangan keuangan.
d. Fkesibilitas dan pengendalian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar